Semalam
sempat buka-buka arsip lama, karena mau cari ijazah SMA, sekalian
beresin berkas-berkas lamaran kerja yang sudah lusuh di jamah rayab.,
maklmum.. :) sudah lima tahun dari kelulusan SMA., di dalam map SMA yang
aku rapihkan, banyak ku ketemukan berkas-berkas yang sangat berharga.,
salah satunya surat terakhir dari seseorang yang menjadi motivator dalam
mengharungi hari-hariku. di surat yang sudah lusuh. dengan tulisan
tinta yang sederhana dan mulai kabur itu, tertulis., " KEHIDUPAN INI
IBARAT PENCIPTAAN LAGU, BUTUH PERJUANGAN UNTUK MERANGKAI NADA DAN SYAIR,
BUTUH WAKTU DAN MILYARAN KESABARAN, SERTA TRILIUNAN KETEKUNAN AGAR
MENDAPATKAN LAGU YANG SEMPURNA"
Ini kado terakhir yang aku terima saat masih duduk di bangku SMA kelas 3..
terima kasih telah memberi arti... 25-03-2006
Rabu, 17 April 2013
Berfikir Positif Dan Berbesar Hati
Senin
tgl. 16 januari 2012. pukul 09.00 aku sudah harus pergi dari tempat
kerjaku. untuk menyusuri kota palembang. mengantarkan undangan yang
memang sudah menjadi tugas ku hari itu, tidak terasa tepat pukul 12.30
aku mulai kelelahan karena tidak menemukan satu alamat yang katanya
sudah pindah ke alamat yang baru. aku pun singgah di sebuah mushallah
yang menurutku sudah cukup tua, usai melaksanakan kewajiban sebagai
seorang muslim, aku pun duduk di pinggiran mushallah sekedar untuk rehat
sejenak dari kepenatan hari itu, berbekal satu cup aqua yang aku beli
di pinggiran jalan kota dan satu bungkus roti yang aku bawa dari rumah
aku nikmati istirahat ku hari itu, tiba-tiba aku tersentak kaget oleh
seorang pria lanjut usia yang langsung seketika itu duduk disebelahku
seraya membersihkan sendal jepit nya yang berdebu, ia menoleh ke arahku
dan tersenyum dengan senyuman khasnya, aku pun membalasnya dengan
senyuman. lalu pria lanjut usia itu bertanya kepada ku, kerja apa nak?
aku pun menjawab, biasa pak hari ini aku harus antar undangan, tapi
alamat satu ini aku sudah cari tapi gak ketemu-ketemu sedangkan di dalam
tas ku masih banyak yang harus aku antarkan. aneh pria itu hanya
membalas jawaban ku dengan senyumannya, sedetik kemudian ia berkata NAK
DI DUNIA INI TIDAK ADA YANG LEBIH BAIK DAN SEMPURNA, KARENA SEMUANYA
HANYA MILIK ALLAH, TAPI MENCOBA MENJADI LEBIH BAIK, DAN BERUSAHA
MENUTUPI KEKURANGAN DENGAN KESEMPURNAAN, LEBIH BAGUS DARI PADA TIDAK
BERUSAHA SAMA SEKALI, DUNIA INI DIPENUHI KEMUNAFIKAN DAN KEBURUKAN, TAPI
JIKA BERFIKIR LEBIH POSITIF DAN MAU BERBESAR HATI SEBENARNYA DUNIA INI
INDAH DENGAN KESABARAN DAN KEIKHLASAN, usai berkata seperti itu pria
lanjut usia itu bangkit dari duduknya dan melontarkan salam lalu pergi
meninggalkanku yang masih duduk tersipu di pinggiran mushallah itu,
sejenak aku terdiam dan mengerutkan dahiku, akupun tersenyum sendiri
lalu bangkit dari dudukku lalu pergi meninggalkan tempat persinggahanku
itu untuk melanjutkan tugas-tugasku.
- Muji Burrohim -
- Muji Burrohim -
Cinta Dan Waktu
Alkisah di suatu pulau kecil nan sederhana
tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak.
tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak.
Ada cinta, kesedihan, kekayaan, kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu.
Dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau tersebut.
Semua penghuni mulai cepat-cepat berlari.
berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
Cinta sangat kebingungan
Sebab ia tidak bisa berenang dan juga tidak mempunyai perahu
Tidak lama kemudian,
Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu.
Kekayaan., kekayaan., tolong aku….!
Teriak cinta penuh harap.
Aduh maaf cinta, Perahuku sudah penuh oleh harta bendaku.
Nanti perahuku tenggelam,
Lagi pula sudah tidak ada tempat lagi untukmu di perahu ini.
Jadi aku tidak bisa membawamu bersamaku, Jawab kekayaan.
Lalu kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya.
Lalu pergi meninggalkan cinta.
Cinta sedih sekali.
Namun dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya.
Kegembiraan tolong aku…! Teriak cinta penuh harap.
Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu.
Sehingga ia tidak mendengar teriakan cinta.
Atau mungkin sengaja tidak mendengarkannya.
Lagi –lagi cinta kecewa.
Air semakin tinggi membasahi cinta sampai ke pinggang.
Dan cinta semakin panik dan panik.
Kemudian lewatlah kecantikan,
kecantikan tolong bawalah aku bersamamu., pinta cinta
wah… cinta, lihatlah kamu basah dan kotor
aku tidak bisa membawamu ikut
nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini
sahut kecantikan dengan nada khasnya.
Cinta sedih sekali mendengarnya.
Ia mulai menangis terisak-isak.
Saat itu lewatlah kesedihan.
Wahai kesedihan., tolong bawalah aku bersamamu.
Pinta cinta, lagi-lagi penuh harap untuk ikut serta.
Maaf cinta aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja
Jawab kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
cinta putus asa,
ia merasakan air semakin naik dan akan menenggelamkannya
pada saat kritis itulah, tiba-tiba terdengar suara.
Cinta mari cepat naik ke parahuku.
Cinta menoleh kearah suara tersebut.
Dan ia melihat seorang tua renta dengan perahu lusuhnya.
Cepat-cepat cinta naik ke parahu itu.
Tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan cinta
Dan segera pergi berlalu meninggalkan cinta
Pada saat itu barulah cinta mulai sadar.
Bahwa ia sama sekali tidak mengenal
siapa orang tua yang sudah menyelamatkannya
cinta bergegas dan segera menanyakannya.
kepada seorang penduduk di sekitar pulau tersebut.
Pak., siapakah orang tua yang tadi menolongku?
Tanya cinta
Oh… orang tua tadi,
dia adalah sang Waktu jawab penduduk itu
tapi mengapa dia menyelamatkan aku,
aku tidak mengenalnya,
bahkan, teman-teman yang mengenalkupun enggan menolongku
Tanya cinta heran.
Dan penduduk itupun menjawab
“Hanya Waktulah yang Tahu berapa Nilai Sesungguhnya dari Cinta itu”
-Muji Burrohim-
Aku Hanya Ingin Engkau Tahu
Jika aku hanya menjadi penggangu di kehidupanmu
Jika aku hanya menjadi benalu di hatimu
Dan jika aku selalu merusak hari-harimu Maafkan aku,
Aku hanya ingin engkau tahu Bahwa aku mencintaimu
Aku hanya ingin menjadi sinyal yang selalu mengitarimu
Selalu menemanimu dan berada dekat denganmu
Berusaha mengisi kekuranganmu dan melengkapimu
Karena Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku
Ribuan lembaran-lembaran kosong
Kucoreti dengan namamu
Lalu kuhiasi dengan syair-syair tentang dirimu
Sebagai bukti aku sangat mengagumimu
Aku ingin menjadi pohon yang menopangmu
Berdahan kasih sayang berakar keikhlasan
Setelah ku tumbuh subur akan kunaungi engkau dengan cintaku
Sebagai bukti kau terukir indah dihatiku
Aku tak berharap balasan dari semua yang kurasa dan kuberi
Akupun tak memaksamu untuk mencintaiku
Sungguh engkau terbingkai indah dihatiku
Dan Aku Hanya Ingin Engkau Tahu
- Muji Burrohim -
- Muji Burrohim -
Yakin Dan Percayalah
Tersenyumlah saat aku tak ada di sisimu
Karena yakin dan percayalah
Bahwa saat itu
Aku sangat dekat denganmu
Jangan pernah sedih
Saat engkau sendiri dalam sepi
Karena yakin dan percayalah walaupun waktu jenuh
Aku tidak akan pernah bosan menemanimu
Bahagialah saat engkau bersamanya
Tetaplah berikan senyum terindahmu
Karena yakin dan percayalah
aku tak sedih, karena kebahagiaanmu bahagia bagiku
Biarlah aku tanggung semua rasa ini
Biarlah aku menjadi pengagum yang tak bisa memiliki
Karena aku yakin dan percaya
Inilah caraku membahagiakanmu hingga nafas dan waktu berhenti
- Muji Burrohim -
- Muji Burrohim -
Sajak Kehidupan
Duduk Manis dalam sebuah keterpurukan
- Muji Burohim -
Menantikan sesuatu yang diri sendiri tahu tidak mungkin tercapai
Terlupakan bagai jejak langkah di kubangan lumpur yang tidak rapih
Mencari tujuan yang diri sendiri tahu sudah tidak pasti
Menitikberatkan untuk sebuah kata kesabaran
Menyingsingkan bahu untuk sebuah kata tetap bertahan
Melangkahkan kaki untuk sebuah kata jangan menyerah
Meskipun diri sendiri tahu usahanya dianggap sia-sia
Tidak ada rasa yang terindah selain kekecewaan
Tidak ada hal yang lebih berharga dari pada tetesan airmata
Hari-hari yang pahit dan menyesakkan tetap dijalani
Demi sebuah kata terimakasih telah memberi arti
Terpuruk lumpuh dalam carut marut kehidupan
Mengeluh dan menangis sudah tidak dapat dilakukan
Makhluk hidup disekeliling hanya bisa mengucapkan
Tetaplah sabar, berusaha dan teruslah bertahan
Tidak adakah terlintas di hati dan fikiran mereka
Untuk menghargai sisa-sisa tenaga yang sudah di berikannya
Bukanlah harta, atau tahta yang dibutuhkannya
Hanya sebuah kepudulian yang diharapkannya
- Muji Burohim -
Kura-Kura Dan Kelinci
Kura-kura sendirian di sudut kehidupan
Menundukkan kepala seakan putus asa
Memikirkan sesuatu yang tak mungkin sampai
Menghibur diri sendiri dengan kata Sabar
Kura-kura telah kehilangan arah dan tujuan
Diasingkan dari fananya kehidupan
Mengeluh, Memberontak tak dapat Ia lakukan
Tinggal kata Sabar yang menjadi Teman
Kura-kura mencoba berlari dan berlari
Berusaha bangkit dari keterpurukan kehidupan
Tapi apa daya, Kelinci menghampiri dan berkata
Bukan., Bukan itu yang harus Kura-kura lakukan
Kura-kura bertanya pada Kelinci yang menghampiri
Bagaimana agar mampuh berbesar hati
Kelinci berpesan kepada kura-kura
Cobalah Sabar semuanya akan baik-baik saja
Mungkin kelinci berkata benar
Kura-kura tidak akan mampuh berlari
Karena, sudah ketentuan dari ilahi
Tapi Kura-kura harus sabar dan berbesar hati
Suatu saat Cangkang yang ada padanya
Akan menjadi penopang yang membuat hidupnya lebih berarti
- Muji Burrohim -
Menundukkan kepala seakan putus asa
Memikirkan sesuatu yang tak mungkin sampai
Menghibur diri sendiri dengan kata Sabar
Kura-kura telah kehilangan arah dan tujuan
Diasingkan dari fananya kehidupan
Mengeluh, Memberontak tak dapat Ia lakukan
Tinggal kata Sabar yang menjadi Teman
Kura-kura mencoba berlari dan berlari
Berusaha bangkit dari keterpurukan kehidupan
Tapi apa daya, Kelinci menghampiri dan berkata
Bukan., Bukan itu yang harus Kura-kura lakukan
Kura-kura bertanya pada Kelinci yang menghampiri
Bagaimana agar mampuh berbesar hati
Kelinci berpesan kepada kura-kura
Cobalah Sabar semuanya akan baik-baik saja
Mungkin kelinci berkata benar
Kura-kura tidak akan mampuh berlari
Karena, sudah ketentuan dari ilahi
Tapi Kura-kura harus sabar dan berbesar hati
Suatu saat Cangkang yang ada padanya
Akan menjadi penopang yang membuat hidupnya lebih berarti
- Muji Burrohim -
Langganan:
Komentar (Atom)